Rabu, 29 Februari 2012
Selasa, 28 Februari 2012
YANG SEMPURNA
“ jer basuki, mawa bea “
Hingga pertengahan 2011, setiap
perempuan muda, dewasa, tua, muda, ABG, STW ( setengah tuwa ), gadis, janda dan
perawan tua, baik yang tinggal di desa maupun di kota, real estate maupun
pemukiman tepi kali, apartemen maupun rumah susun di segenap penjuru tanah air patut dan sangat iri hati serta berkhayal menjadi Angelina Sondakh. Betapa tidak, all Indonesian women dream ( pernah ) tergenggam erat di jemarinya: cantik jelita,
berotak cemerlang, karismatik, kaya raya, buah hati imut nan lucu-lucu, plus (
alm. ) suami yang ganteng dan anggota DPR pula ! Angie, pada saat itu, dinobatkan sebagai trendsetter kemapanan segala bidang bagi
para perempuan pekerja di Indonesia, karir nan bersinar sekaligus keluarga
bahagia sejahtera.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, sempurna tidak saja menarik, mencengangkan plus menakjubkan, namun
juga ‘ utuh dan lengkap segalanya (
tidak bercacat dan bercela ) ‘. Sekarang setelah tersingkaplah segalanya di
balik wajah ayu sang Putri, saya jadi mempertanyakan kembali, apakah jebakan
senantiasa mengikuti di tiap-tiap kesempurnaan itu sendiri, dan mengapakah kita
dedikasikan segenap usia demi merengkuhnya ? Bukankah kesempurnaan bulan
purnama yang mempesona ternyata juga palsu, karena cahayanya berhasil
menyembunyikan wajah bopeng dan berlubang akibat salah pakai kosmetik murahan ?
Bulan purnama yang katanya sempurna pun
ternyata tidak 100 % sempurna. Namun toh kita tetap memanggil bulan yang terbit
bulat penuh itu dengan sebutan ‘ bulan purnama ( purnomo dalam bahasa Jawa,
yang artinya sempurna ) ‘, iya enggak ?
Kejarlah Daku, Kau Kupalak
Boleh-boleh
saja kita bercita-cita mengejar
kesempurnaan hingga ke lapis langit ke-7.
Namun, ‘ jer basuki mawa bea, ‘ kata orang Jawa ( lagi ). Demi meraih
sesuatu, dibutuhkan pengorbanan. Demi meraih kesempurnaan secara fisik, ada
harga yang harus kita beli. Hunian cluster,
smartphone, kendaraan bermotor roda
dua, tiga dan empat, computer tablet dan kapsul , sepanjang yang digunakan
sebagai alat pembayaran adalah duit yourself
dan bukannya duit Negara, ngapain juga saya musti sirik ? ( Dan dalam hal ini
para desainer produk adalah kaum yang patut diacungi jempol karena kecerdikan
mereka berhasil membangun imaji tanpa cela melekat pada suatu produk, serta
merta mencambuk semangat masing-masing pengejar nafsu kesempurnaan berlomba memilikinya ).
Konon, di suatu pertengahan bulan,
Anda duduk termenung. Kalender belum lagi habis, tapi dompet sudah rata beserta
isinya. Sambil menopang dagu menggerutu dalam hati,sudah bekerja siang dan
malam, namun masih diteror tagihan ini itu. Mungkin kurang keras membanting
tulang, sehingga jumlah uang yang didapat cuma segitu-segitu melulu. Atau
jangan-jangan para juragan dan atasan kita telah curang, merekayasa laporan
keuangan perusahaan, menyembunyikan rapat-rapat laba perusahaan agar tak sampai
tercium keluar, karena akan digunakan untuk membayar tagihan dan hutang-hutang
ini itu mereka sendiri ? ( Sambil buru-buru mengorganisir demo dan pemogokan
menuntut kenaikan upah, dan kalau ternyata perusahaan menolak ya kita menuntut
pengurangan jam kerja saja. Mudah kan ? ).
Berangkat dari premis, pekerja yang
baik bukanlah mereka yang bekerja lebih keras, melainkan bekerja lebih cerdas
daripada kawan-kawannya, maka ke’cerdas’an masing-masing pun dimaksimalkan guna menggelapkan serta membangun
jaringan mafia anggaran, memanipulasi laporan keuangan, jurnal pajak, laporan
laba rugi, dsb, dll, dst,, mencari-cari celah dan jalan tikus untuk mengalirkan
sekeping dua keping rupiah yang sedang menganggur ke dalam kantong sendiri. Meski
lincah melompat kesana dan kemari, Anda, meski memiliki kemampuan meramal pun,
tak akan pernah tahu pada lompatan yang ke berapa akan jatuh meluncur bebas.
Meski toh memegang setumpuk uang untuk menyogok hakim dan jaksa, mampukah
mereka mencuci bersih noda pada nama Anda ? Oleh karena itu, demi kenyamanan
dan keamanan di hari tua, would you please look again before
you leap, ladies and gentlemen ? Yah, kecuali Anda ingin memecahkan
rekornya Gayus Tambunan sih.
Pahit Yang Termanis
Dalam kedukaan dan kesulitan hidup
kita mendambakan kemudahan dan kesenangan sebagai obat pencuci segala yang tidak
enak enyah untuk selama-lamanya. Contohnya saya. Semenjak mengurangi rokok yang
4 bulan yang lalu mengepul bak asap lokomotif kereta api jadul, kebiasaan baru
jadi giat bersemi : ngemil. Tak sesuatu halangan pun mampu menghalanginya.
Semakin tanggal tua, semakin mulut tidak berhenti makan. Kalau perlu berhutang
di warung langganan, saya lakoni dengan gagah berani. Ada beban yang tak henti
menggelayuti pikiran. Solusi ? Entah kemana perginya. Duduk manis, menatap
layar laptop dan sambil mengunyah kacang-kacangan mungkin adalah pelarian
terbaik secara tidak menetap.
-2+(-2) = 4. Dari persamaan
matematika di atas dapat kita simpulkan bahwa sesuatu yang negatif jika
ditambahkan dengan yang negatif pula, maka hasilnya akan positif. Namun, jangan buru-buru menyamaratakan, bahwa
semua keadaan yang negatif, kisruh, kacau, balau, rusak dan parah itu serta merta menjadi
positif jikalau dituangi semangat destruktif, suicide tendencies, patah hati, putus asa dan kegalauan lainnya. Atau kita
harus sama-sama memikul tanggung jawab akibat meluasnya keos massal. Lalu negatif dari spesies apakah yang bisa kita konvert menjadi positif ? Ialah semua kenegatifan yang tak kuasa kita tolak, tapi harus ditelan mentah-mentah. Semua kenegatifan yang ingin kita teriakkan kencang-kencang, namun mulut sudah terlanjur disegel peraturan-peraturan. Semua yang ingin kita hindari, tapi sudah tiada tempat sembunyi.
Diantaranya adalah sifat negatif yang merupakan hasil peristiwa, atau sedang berlangsung di alam raya. Misalnya, bencana alam dan cuaca ekstrim. Pencemaran lingkungan juga bisa dikategorikan peristiwa negatif di alam, yang diakibatkan ulah tingkah manusia. Beberapa orang merasakan ketidakpuasan ( yang mana adalah perasaan negatif juga ) melihat situasi tersebut. Mereka mengendapkan baik-baik, mengkontemplasikan kedua spesies negatif tersebut di dalam diri terlebih dahulu dan mendiskusikannya bersama kawan-kawan sepermainan. Sebuah kata diputuskan, dan lahirlah organisasi semacam Greenpeace dsb. yang memilih jalan panjang beronak duri demi sesuatu yang mereka yakini.
Daun pare dan pepaya itu pahitnya setengah mati. Toh, keduanya terkenal sebagai obat alami untuk berbagai macam penyakit seperti flu, batuk, pilek, wasir, rabun malam bahkan kanker. Akan tetapi, karena hidup itu pilihan, maka Anda masih bisa memuntahkannya kembali jika tidak suka. Lain kali tambahkan gula, atau garam sebelum menelannya.
( Swastantika )
Diantaranya adalah sifat negatif yang merupakan hasil peristiwa, atau sedang berlangsung di alam raya. Misalnya, bencana alam dan cuaca ekstrim. Pencemaran lingkungan juga bisa dikategorikan peristiwa negatif di alam, yang diakibatkan ulah tingkah manusia. Beberapa orang merasakan ketidakpuasan ( yang mana adalah perasaan negatif juga ) melihat situasi tersebut. Mereka mengendapkan baik-baik, mengkontemplasikan kedua spesies negatif tersebut di dalam diri terlebih dahulu dan mendiskusikannya bersama kawan-kawan sepermainan. Sebuah kata diputuskan, dan lahirlah organisasi semacam Greenpeace dsb. yang memilih jalan panjang beronak duri demi sesuatu yang mereka yakini.
Daun pare dan pepaya itu pahitnya setengah mati. Toh, keduanya terkenal sebagai obat alami untuk berbagai macam penyakit seperti flu, batuk, pilek, wasir, rabun malam bahkan kanker. Akan tetapi, karena hidup itu pilihan, maka Anda masih bisa memuntahkannya kembali jika tidak suka. Lain kali tambahkan gula, atau garam sebelum menelannya.
( Swastantika )
Langganan:
Postingan (Atom)
Ketika Self-Respect Sirna Ditelan Pragmatisme
Menarik janji dan pendirian seolah menjadi tren, dan para pelakunya pun tak lagi khawatir akan konsekuensi perilaku menyimpang semacam ini. ...
-
Kesulitan ekonomi bukanlah sesuatu yang memalukan, bisa menimpa siapa saja dan di mana saja, mulai dari seorang ibu tunggal di pedesaan samp...
-
Karena satu dan lain hal, kita berutang pada seseorang, sebuah bank, pinjaman online, atau pihak manapun sebagai pemberi pinjaman. Dengan me...
-
Menarik janji dan pendirian seolah menjadi tren, dan para pelakunya pun tak lagi khawatir akan konsekuensi perilaku menyimpang semacam ini. ...